Kehidupan - Laporan mengenai kisah tukang sampah Jakarta yang disebut sebagai kota dengan pertumbuhan kota yang cukup pesat di dunia ditayangkan stasiun televisi Inggris BBC2, Minggu (29/1) malam.
Laporan wartawan BBC London berjudul "Toughest Place To Be A Binman" membandingkan tukang sampah di London dan Jakarta menarik perhatian masyarakat Indonesia tidak saja di Inggris tetapi juga di Brussel, dan Amerika Serikat yang bisa menyaksikan tayangan tersebut melalui BBC Iplayer.
Laman Republik menulis, selama satu jam laporan mengenai kisah Imam, tukang sampah di Jakarta yang bekerja mengumpulkan sampah setiap harinya dengan gerobaknya sementara diawal tayangan, tukang sampah dari Inggris Wilbur Ramirez mengunakan truk dan bekerja dengan dua rekannya.
Dalam laporan mendalamnya itu, BBC London membandingkan bagaimana kerja tukang sampah yang dikenal dengan binman di Inggris dengan tukang sampah di Jakarta yang sangat jauh berbeda dilihat dari berbagai segi bahkan kesehatan dan keselamatan.
Bahkan Wilbur Ramirez, ayah dua anak itu pun hidup bersama Imam dan keluarganya di perkampungan miskin ditengah tengah kehidupan kota Jakarta yang kaya dan sangat timpang antara yang kaya dan miskin.
Wilbur Ramirez, selama 10 hari, mengikuti Imam bekerja mengumpulkan sampah di kota yang disebutkan sebagai kota yang padat penduduk dan sampah menjadi masalah besar.
"Kamu bekerja dengan siapa saja," tanya London binman Wilbur Ramirez kepada Imam yang dijawab ia bekerja sendiri mengumpulkan sampah dari rumah ke rumah.
Melihat kehidupan Imam, ternyata Wilbur seringkali merasa terharu dan bahkan meneteskan air mata. Mana mungkin dengan gaji yang tidak seberapa Imam dapat hidup bersama anak dan istrinya meskipun mereka sama-sama bekerja sebagai tukang sampah selama lima tahun.
Dalam laporannya disebutkan Wilbur pun ikut mengumpulkan sampah dan bahkan menjajal melakukannya seorang diri dari rumah ke rumah. "Sampah" demikian teriak Imam, ayah dua anak ini sehari-hari menjalankan aktfitasnya sebagai pengumpul sampah.
Wilbur pun tidak dapat membendung air matanya ketika berkisah bagaimana kehidupan Imam dengan keluarganya yang tidak tersentuh oleh pelayanan kesehatan.
Dari dunia kesehatan dan keselamatan sadar pengelolaan limbah Inggris, Wilbur pun merasa takjub bagaimana sampah yang menumpuk di Bantar gerbang dan dikerumuni oleh para pemulung tanpa memperhatikan kesehatan dan keselamatan mereka.
Di akhir laporan Wilbur yang tidak dapat membayangkan perjalanan kehidupan Imam dengan gaji yang tidak seberapa itu menemukan kehidupan Imam yang mendominasi, dan ketidak berdayaannya untuk mengubah keadaannya.
Pada akhirnya setelah Wilbur berbicara dengan ketua RT yang minta agar Imam mendapat kenaikan gaji pun dapat dikabulkan.
Laman Republik menulis, selama satu jam laporan mengenai kisah Imam, tukang sampah di Jakarta yang bekerja mengumpulkan sampah setiap harinya dengan gerobaknya sementara diawal tayangan, tukang sampah dari Inggris Wilbur Ramirez mengunakan truk dan bekerja dengan dua rekannya.
Dalam laporan mendalamnya itu, BBC London membandingkan bagaimana kerja tukang sampah yang dikenal dengan binman di Inggris dengan tukang sampah di Jakarta yang sangat jauh berbeda dilihat dari berbagai segi bahkan kesehatan dan keselamatan.
Bahkan Wilbur Ramirez, ayah dua anak itu pun hidup bersama Imam dan keluarganya di perkampungan miskin ditengah tengah kehidupan kota Jakarta yang kaya dan sangat timpang antara yang kaya dan miskin.
Wilbur Ramirez, selama 10 hari, mengikuti Imam bekerja mengumpulkan sampah di kota yang disebutkan sebagai kota yang padat penduduk dan sampah menjadi masalah besar.
"Kamu bekerja dengan siapa saja," tanya London binman Wilbur Ramirez kepada Imam yang dijawab ia bekerja sendiri mengumpulkan sampah dari rumah ke rumah.
Melihat kehidupan Imam, ternyata Wilbur seringkali merasa terharu dan bahkan meneteskan air mata. Mana mungkin dengan gaji yang tidak seberapa Imam dapat hidup bersama anak dan istrinya meskipun mereka sama-sama bekerja sebagai tukang sampah selama lima tahun.
Dalam laporannya disebutkan Wilbur pun ikut mengumpulkan sampah dan bahkan menjajal melakukannya seorang diri dari rumah ke rumah. "Sampah" demikian teriak Imam, ayah dua anak ini sehari-hari menjalankan aktfitasnya sebagai pengumpul sampah.
Wilbur pun tidak dapat membendung air matanya ketika berkisah bagaimana kehidupan Imam dengan keluarganya yang tidak tersentuh oleh pelayanan kesehatan.
Dari dunia kesehatan dan keselamatan sadar pengelolaan limbah Inggris, Wilbur pun merasa takjub bagaimana sampah yang menumpuk di Bantar gerbang dan dikerumuni oleh para pemulung tanpa memperhatikan kesehatan dan keselamatan mereka.
Di akhir laporan Wilbur yang tidak dapat membayangkan perjalanan kehidupan Imam dengan gaji yang tidak seberapa itu menemukan kehidupan Imam yang mendominasi, dan ketidak berdayaannya untuk mengubah keadaannya.
Pada akhirnya setelah Wilbur berbicara dengan ketua RT yang minta agar Imam mendapat kenaikan gaji pun dapat dikabulkan.
0 comments:
Post a Comment